BaliNews.id – Aku di sini, di tempat biasa kita berjumpa. Sudah dua jam aku duduk seorang diri. Pandanganku selalu menuju ke arah biasanya kamu datang menuntun si kecilmu yang telah menjadi si kecil yang selalu kurindukan. Tak lupa susu coklat dan sekotak nasi untuk si kecil telah kubawa, berharap kamu akan segera tiba.
Waktu terus melaju, suara ombak semakin jelas menderu menyambut sang sandi kala. Bianglala telah menari di ufuk nun jauh di sana. Hatiku gamang. Akankah hari ini engkau tak datang kembali?
Sudah empat sore terlewati tanpa aku melihatmu dan si kecil kita. Aku rindu mendengar dia memanggilku Ibu. Aku rindu bisa menggenggam tangan mungilnya saat dia mengikutiku berjalan di atas pasir – pasir itu meskipun cuman sesaat. Aku rindu memberikan susu coklat kesukaannya. Aku rindu membelai kepalanya dan memanggilnya, Nak. Dan aku terlalu merindukan saat dia berkata, Ayo Ibu, sambil dia berlari tertawa penuh keceriaan, khas seorang balita.
Pantai ini telah menuju sunyi. Pengunjung sudah pada beranjak pergi. Berat aku berdiri, gontai aku melangkah pergi. Ke mana Engkau si kecilku, kenapa Ayahmu tidak membawamu kepadaku? Ibu rindu padamu. Meskipun kau tak kukandung dan tak kulahirkan, semenjak saat itu, semenjak Ayahmu memperkenalkanmu kepadaku, aku sudah jatuh hati dan semakin jatuh hati dengan semua kasih sayangku.
Aku tak akan menyerah, besok aku akan menunggumu kembali di tempat ini, di waktu yang sama, dengan cinta yang sama, tapi dengan kerinduan yang berbeda. Besok aku akan menunggumu dengan kerinduan yang lebih berat lagi. Dan besoknya pun aku akan tetap setia menunggumu, sampai aku bertemu denganmu.
Aku yakin suara hatiku dan getaran rinduku akan membawamu kembali. Aku yakin cinta kasihku akan selalu memelukmu dan meninabobokan engkau di mana pun kamu berada. Kau tak akan tergantikan.
Andai bisa aku ingin sekali menjadi ibumu seutuhnya. Tapi norma dan etika telah membuat kita tidak akan bisa bersama. Namun meskipun aku hanya bisa menyayangimu dengan semua keterbatasan ini, aku sudah sangat bahagia. Aku berharap seiring bertambahnya usiamu engkau akan semakin menyayangiku si kecilku.
Aku berharap engkau akan selalu ingat dan merindukan aku, selamanya memanggilku Ibu, dan selalu menantikan susu-susu coklat dariku. Ibu sangat menyayangimu, Anakku!
Bali, 8 Oktober 2020