Balinews.id – Kulkul di Bali adalah benda yang sakral, sehingga dibuatkan sebuah tempat khusus yang menjulang tinggi agar suaranya dapat menggema ke seluruh penjuru mata angin, serta kesakralannya dan kesuciannya terjaga.
Kulkul berfungsi, sebagai pemberi tanda, pesan, pemanggil. Ada beberapa jenis Kulkul yakni kulkul pura, kulkul bale banjar, kulkul puri, dan kulkul seka. Selain itu, Kulkul juga dipercaya dihuni oleh dua sosok gaib yang sangat dihormati oleh masyarakat Bali.
Bentuk kulkul bermacam-macam, ada yang berbentuk manusia, ada yang berbentuk rangda, Kulkul dilihat dari jenisnya ada dua, yakni kulkul lanang wadon atau laki perempuan, sesuai konsep rwabineda di Bali. Kukul lanang biasanya lebih besar dan panjang, sedangkan kulkul wadon lebih ramping dan pendek.
Bunyinya juga berbeda yakni yang lanang suaranya lebih besar dan menggema, sedangkan yang wadon bunyinya lebih kecil, nadanya lebih tinggi. Dipercaya memiliki penghuni yang disebut Dewan Kulkul yang dikenal sebagai Sang Kala Genter dan Sang Kala Gentar, kedua sosok ini diyakini berwujud raksasa lelaki dan raksasa perempuan yang menyeramkan.
Kedua sosok ini diyakini sebagai manifestasi dari Sang Hyang Iswara, wujud seram beliau menandakan ketegasan dan kewibawaan. Sang Kala Genter menghuni kukul lanang dan Sang Kala Gentar di kukul wadon, Beliau adalah kekuatan gaib dari kulkul.
Kedua sosok ini pula yang selalu mengawasi keadaan disetiap desa, bila akan terjadi bencana ataupun bahaya, maka beliau akan memberi pertanda, seperti kulkul yang berbunyi sendiri dan lainya. Kukul adalah benda angker dan suci, jadi penggunaannya tak sembarangan.
Dimana untuk membuat kulkul harus mencari dewasa ayu, ketika sudah jadi, dilakukan upacara penyucian, serta dimohonkan kekuatan gaib dengan upacara pasupati. Sehingga kulkul menjadi suatu benda yang sakral serta memiliki kekuatan gaib. Oleh karena itu tak jarang kukul menunjukkan kejadian-kejadian aneh di luar nalar manusia.