
Gubernur Koster didampingi Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra meninjau kondisi Pantai Kuta, Jumat (1/1/21) sore
Balinews.id – Koster tak habis pikir melihat sampah Pantai Kuta yang selalu berserakan. Ia kemudian membandingkan Kuta dengan tempat wisata lain seperti Sanur dan Ubud. Gubernur Bali Wayan Koster pun menyindir Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta lantaran sampah berserakan di Pantai Kuta.
“Terus terang aja, bupati kita ini semuanya jadi bupati penikmat aja. Tapi feedback supaya menambah menarik dan rapi (objek wisata) itu minus,” kata Koster saat menghadiri acara pengukuhan pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali di Kantor Gubernur, Denpasar, Kamis (31/8/2023).
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu mengatakan kalau dengan kondisi saat ini saja Kuta tetap padat dikunjungi wisatawan, apalagi kalau penataan diperhatikan, pasti akan lebih menarik.
Hal itu karena menurut Wayan Koster wilayah atau Kabupaten dan Kota dengan jumlah kunjungan pariwisata terbanyak di Bali hanya fokus membangun hotel dan restoran. Soal keindahan kota diabaikan.
Oleh sebab itu, Koster meminta para pengurus GIPI untuk tidak hanya fokus terhadap bisnis perhotelan. Ia mendorong para pelaku pariwisata untuk turut berpartisipasi membenahi alam Bali.
“Jangan cuma hotel yang bagus, jangan cuma makanan yang bagus, kulinernya yang bagus, kerajinannya yang bagus, bukan hanya itu. Tapi ekosistem keseluruhannya harus diciptakan,” tandas gubernur yang masa jabatannya akan berakhir pada 5 September mendatang.
Sebagai Gubernur Bali, ia mengaku tidak cukup waktu untuk membangun infrastruktur yang dirasanya masih tertinggal dari tujuan wisata di negara-negara lain. Sehingga perlu satu periode lagi untuk membangun Bali.
“Infrastruktur darat, laut, udara, sudah setengah saya garap pelan-pelan, satu periode ini sudah dibangun belum cukup, nanti di periode kedua harus dimantapkan lagi,” rayunya.
“Jalan lingkar bali, LRT, jalan konek antar kabupaten, harus dibangun baru dia mudah, transportasi yang bagus, ramah lingkungan juga. Saya sudah arahkan kesitu, tapi 5 tahun rupanya nggak cukup juga, 5 tahun kurang, banyak juga yang harus dikerjakan, karena itu infrastruktur menjadi prioritas ke depan,” tutup Wayan Koster. (*)