INTERNASIONAL, Balinews.id – Baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan bahwa bumi diperkirakan mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat Celsius pada akhir abad ini.
Laporan ini menggarisbawahi kekhawatiran mendalam mengenai dampak bencana iklim yang mungkin terjadi jika langkah mitigasi tidak segera diperkuat.
Dalam laporan tahunan Emissions Gap yang diterbitkan oleh Program Lingkungan PBB (UNEP), para ahli mengingatkan bahwa tanpa tindakan tegas dari negara-negara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, akan sulit mencapai tujuan untuk membatasi pemanasan di bawah 1,5 derajat Celsius.
PBB menekankan bahwa kenaikan suhu sebesar 3,1 derajat Celsius dapat menyebabkan peningkatan frekuensi bencana alam, kerusakan pada ekosistem, dan ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia dikuti dari Daily Mail.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca global meningkat sebesar 1,3% antara 2022 dan 2023, mencapai rekor tertinggi baru yaitu 57,1 gigaton setara karbon dioksida.
Tanpa komitmen yang lebih kuat, suhu global diprediksi akan naik antara 2,6 hingga 2,8 derajat Celsius pada tahun 2100, jauh melebihi batas aman yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015.
Menjelang pertemuan iklim tahunan PBB (COP29) yang akan berlangsung bulan depan di Azerbaijan, diharapkan negara-negara dapat memperbarui janji pengurangan emisi mereka, yang dikenal sebagai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC).
PBB mendesak semua negara untuk secara kolektif mengurangi emisi gas rumah kaca tahunan sebesar 42% pada tahun 2030 dan 57% pada tahun 2035 demi mencegah pemanasan melebihi 1,5 derajat Celsius. (*)