BaliNews.id – Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Bahkan, melalui pidatonya, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militer khusus terhadap Ukraina dengan melepas rudal-rudal menghujani kota-kota Ukraina.
Sejumlah wilayah menjadi sasaran serangan Rusia. Pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk. Hingga akhirnya, pasukan Rusia lainnya tiba dari laut di Odessa dan Mariupol di bagian selatan. Baku tembak pun terjadi di dekat pelabuhan utama dan suara sirene meraung di kota itu.
Putin menambahkan bahwa ‘keadilan dan kebenaran’ ada di pihak Rusia, dalam pidato khususnya di televisi. Ukraina Sebelumnya, Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk.
Setelah Putin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Barat semakin khawatir Rusia tengah menyusun rencana untuk menyerang Ukraina.
Hingga akhirnya, Rusia benar-benar menyerang Ukraina secara besar-besaran pada Kamis. Ibu kota Barat mengatakan Rusia telah mengumpulkan 150.000 tentara dalam formasi tempur di perbatasan Ukraina dengan Rusia, Belarusia dan crimea yang diduduki Rusia dan di kapal perang di Laut Hitam.
Putin mengatakan, salah satu alasannya menyerang Ukraina adalah para pemimpin kelompok separatis di Ukraina timur meminta bantuan Rusia.
“Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida dari rezim Kiev selama delapan tahun,” kata Putin, sebagaimana dilansir TASS yang dikutip BaliNews.id dari Kompas.com.
“Dan untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi Ukraina dan mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap orang-orang damai, termasuk warga negara Rusia,” lanjut Putin.
Ukraina memiliki sekitar 200.000 personel militer, dan dapat memanggil hingga 250.000 personel cadangan. Pasukan total Moskow sekitar satu juta personel tugas aktif, dan telah dimodernisasi dan dipersenjatai kembali dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi Ukraina telah menerima senjata anti-tank canggih dan beberapa drone dari anggota NATO.
Penembakan memang meningkat dalam beberapa hari terakhir antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia. Seorang tentara Ukraina bahkan tewas pada Rabu dan warga sipil yang tinggal di dekat garis depan ketakutan. (rd)