Rentetan hari sebelum perayaan Hari Raya Siwaratri yang jatuh pada Wuku Watugunung nanti (sumber foto: https://desasedang.badungkab.go.id)
Balinews.id – Hari Raya Saraswati merupakan hari raya yang dirayakan oleh umat Hindu sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Hari raya ini dirayakan pada Saniscara Umanis wuku Watugunung yang akan jatuh pada Sabtu (20/5) Mendatang.
Jika perayaan Hari Raya Galungan memiliki beberapa rentetan kegiatan khusus yang dilaksanakan pada hari sebelum dan sesudah Hari Raya Galungan, ternyata pada perayaan Hari Raya Saraswati juga ada, lho!
Memang, rentetan hari ini jarang diketahui, karena pada hari-hari tersebut tak ada kegiatan khusus yang harus dilakukan oleh umat Hindu. Namun, hari-hari tersebut memiliki makna tentang turunnya ilmu pengetahuan yang digambarkan lewat kisah perang antara Prabu Watugunung dengan Dewa Wisnu.
Hari Redite Kliwon Watugunung
Hari minggu ini dinamakan Watugunung Runtuh. menceritakan gugurnya Watugunung setelah berperang melawan Dewa Wisnu. Watugunung runtuh ini memiliki makna bahwakita harus melepaskan ikatan ego dan nafsu sebelum dapat menerima ilmu pengetahuan.
Hari Soma Umanis Watugunung
Setelah Watugunung kalah dengan Dewa Wisnu, tubuh Watugunung menjadi mayat. Di Bali mayat disebut watang. Sehingga hari Senin Umanis Watugunung disebut Candung Watang. Sosok mayat disebut juga maya yang berarti ketidaksadaran atau ketidakberpengetahuan. Oleh karena itu maya sedapat mungkin dihilangkan dalam menerima ilmu pengetahuan.
Hari Anggara Pahing Watugunung
Hari Selasa disebut Paid-Paidan dimana Dewa Wisnu menyeret tubuh Watugunung yang telah menjadi mayat. Pada hari ini memiliki makna harus mampu menarik diri dari keragu-raguan dan pantang menyerah untuk menerima ilmu pengetauan.
Hari Budha Pon Watugunung
Hari Rabu ini disebut juga sebagai Buda Urip, pada hari ini Watugunung yang ditemukan oleh Bhagawan Budha dihidupkan kembali setelah minta izin pada Dewa Wisnu. Maknanya yaitu kebangkitan kesadaran ‘budhi’ dalam diri manusia untuk menerima ilmu.
Hari Wrespati Wage Watugunung
Pategtegan yang jatuh di hari Kamis adalah saat mengingat segala peristiwa yang pernah dialami Watugunung, maknanya perenungan batin secara mendalam untuk mencapai ketetapan hati setelah ‘budhi’ telah bangkit.
Hari Sukra Kliwon Watugunung
Watugunung menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan yang besar, sehingga ia harus memohon kepada Tuhan agar diberikan pengampunan. Hari itu dikenal dengan sebutan Sukra Pangredanan. Dewa Siwa juga disebut Bhatara Guru, guru dari semua guru yang artinya kita wajib untuk menghormati guru yang mengajarkan kita tentang ilmu pengetahuan.
Hari Saniscara Umanis Watugunung
Selanjutnya, Sabtu Umanis puncak dari Wuku Watugunung adalah Hari Suci Saraswati, pada hari itu diyakini sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Disini Watugunung mohon pengetahuan, ia sadar bahwa kekuatan dan ilmu pengetahuan harus seimbang.
Hari Redite Pahing Sinta
Banyu pinaruh bermakna sebagai hari untuk membersihkan atau menyucikan diri dari kegelapan dengan air ilmu pengetahuan. Momen Banyu Pinaruh inilah menjadi kesempatan untuk menenangkan pikiran.