BaliNews.id – Berdialog dengan sejumlah budayawan mengenai esensi Merdeka Belajar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan gagasan untuk memperkuat pendekatan pendidikan seni dan peran guru dalam pendidikan seni yang berlandaskan semangat Merdeka Belajar.
“Seni adalah medium yang membantu murid dalam mengenali bakat mereka. Mengenali bakat, dimulai dari minat yang kemudian memunculkan kecintaan. Untuk menumbuhkan kecintaan itu, diperlukan orang dewasa sebagai teladan, yaitu para guru,” jelas Mendikbud melalui telekonferensi, Kamis (16/07).
Lebih lanjut, Mendikbud mengatakan bahwa tujuan pendidikan seni bukan serta merta untuk mencetak seniman, melainkan untuk menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap murid. “Respon terhadap kepekaan yang difasilitasi oleh guru, akan mendorong murid lebih merdeka dalam berkarya dan berinovasi,” ujar Mendikbud.
Terkait upaya mencetak murid yang berdaya cipta, Mendikbud menggagas pendekatan pendidikan seni yang selaras dengan pendekatan pendidikan sains, maupun bahasa. “Seperti belajar bahasa, bukan hafalan tata bahasanya yang kita sasar, melainkan minat membaca dan pengetahuan yang didapat dari gemar membaca. Bahkan, kemampuan menciptakan karya sastra,” terang Mendikbud.
Gagasan Mendikbud disambut positif oleh perupa Dolorosa Sinaga. “Pendidikan seni adalah prasyarat kemerdekaan berpikir. Seperti pelajaran sains, melalui pendidikan seni yang berbasis proyek (project-based), anak-anak dapat menggali berbagai pengetahuan dariproses berekspresi dan berkarya,” ujar Dolorosa.
Berita ini sudah dirilis di halaman resmi, untuk selengkapnya bisa melalui halaman resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia