Balinews.id

Kelangkaan Kontainer Rugikan Eksportir, Legislator Asal Bali Soroti Kinerja Menteri Perdagangan

Anggota DPR RI asal Gianyar Bali, Nyoman Parta saat menyoroti kinerja Menteri Perdagangan M. Luthfi terkait kelangkaan kontainer.

BaliNews.id-Seolah terjadi ambivalensi atmosfer perdagangan dalam negeri, legislator Senayan asal Nyoman Parta menyoroti kinerja Menteri Perdagangan M. Luthfi. Pasalnya, anggota DPR RI dari PDIP ini menilai ada yang ganjil menyusul kelangkaan kontainer atau container shortage di Indonesia ditengah baru bergairahnya pasar ekspor.

Padaha katanya, di tengah pandemi Covid-19  menurut Parta ekspor tersebut menjadi andalan Indonesia untuk meningkatkan perekonomiannya.

Hal itu disampaikan Parta kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi saat rapat kerja antara Komisi VI, Kamis , 26 Agustus 2021.Legislator PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar itu menyebutkan jika dari data yang diperolehnya krisis kontainer masih menghantui ekspor – impor Indonesia.

Bahkan, di lapangan harga kontainer meningkat 5 – 6 kali lipat yang membuat pengusaha sulit untuk melakukan aktivitas perdagangan.

“Ketika ekspor menjadi andalan dimasa pandemi, justru terjadi kelangkaan kontainer.Harga menjadi melambung tinggi sebagai contoh untuk kontainer 40 feet, harga awal Rp 125 juta menjadi Rp 245 juta. Banyak eksportir merugi. harga yang tinggi menyebabkan buyer membatalkan maupun menunda pembelian,” kata mantan anggota DPRD Bali ini,  Jumat 27 Agustus 2021.

Menurutnya,  kelangkaan kontainer tersebut terjadi akibat adanya kendala global terkait dengan kenaikan harga atau biaya pengiriman di Indonesia ke seluruh dunia, terutama negara tujuan Amerika dan Eropa. “Kenaikannya 2-5 kali lipat, dari harga pengiriman sebelum pandemi,” ujar dia.

Kelangkaan kontainer ini disebabkan karena supply shortage yang menyebabkan freight rate naik secara signifikan.

Hal ini karena tidak seimbangnya perdagangan ekspor – impor, membuat kapal tidak mendapat muatan penuh untuk perjalanan pulang dan pergi. Sehingga aktivitas kapal atau penerbangan dikurangi oleh perusahaan ekspedisi, yang membuat kelangkaan kontainer hingga membengkaknya ongkos kirim.

(ab)