Balinews.id – I Made Mica, petani di Subak Timbul, Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, sejak 4 tahun telah memanfaatkan pupuk organik untuk mengelola lahannya. Ia bahkan sudah 8 kali panen padi sejak menggunakan pupuk organik.
Menurutnya, hasil panen jauh lebih maksimal dari menggunakan pupuk kimia. Bulir padi organik lebih terisi padat, ketahanan batangnya sangat baik.
“Selama delapan kali masa panen saya sudah membuktikan, dan hasil memuaskan buat saya, ” ujar saat panen padi Rabu (24/5/2023) seluas 17 are.
Selain itu, menerapkan pola organik juga membuat ekosistem lingkungan akan terjaga, mulai dari belut, capung, dan lainnya. Dan untuk panennya kali ini, per are lahannya ia mendapatkan 60 kg gabah. Padi yang dipanen adalah padi bali mangsur.
Adapun pola yang selama ini terapkan adalah menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan yang sudah dipermentasi dan ia kombinasikan dengan eco enzyme. Pola ini jauh lebih ekonomis dibanding harus membeli pupuk kimia serta obat-obatan lainnya.
Hal ini pun diapresiasi dan mendapatkan dukungan dari I Nyoman Parta, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP. Ia pun optimis jika kedepannya pola ini akan menjadi pilihan petani untuk bercocok tanam padi.
“Dan dari tanah yang memiliki kualitas baik, ini juga akan menghasilkan tanaman yang berkualitas, dapat kita bandingkan dengan menggunakan pupuk organik dan petani yang menggunakan pupuk kimia,” tegas politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar
Hanya saja memang masih ada kecenderungan petani yang ingin serba mudah termasuk penggunaan media pupuk kimia untuk merawat tanaman. Sehingga perlu diberikan sosialisasi yang lebih luas, untuk menghasilkan hasil panen yang lebih bermutu, serta kualitas dan kuantitas yang diinginkan. (*)