Balinews.id

Gelombang MJO Fase Empat Pengaruhi Pembentukan Awan Hujan di Bali

Ilustrasi cuaca mendung berpotensi turun hujan.

BADUNG, Balinews.id – Balai Besak Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar meminta masyarakat di Bali untuk waspada akan perubahan cuaca menjelang akhir tahun.

Cuaca yang berubah-ubah misalnya saat siang matahari bersinar terik kemudian tiba-tiba hujan lebat perlu diwaspadai. Hal ini karena bisa saja menyebabkan genangan air, banjir, maupun pohon tumbang.

Berdasarkan pengamatan BBMKG Denpasar, potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah Bali bagian barat, tengah dan utara pada periode 28-30 November 2024.

Perubahan kondisi ini karena munculnya Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-seasonal fase empat.

Gelombang MJO fase empat ini mempengaruhi potensi pertumbuhan awah hujan di Bali. Gelombang MJO terjadi di lapisan troposfer, lapisan dasar paling dekat dengan permukaan bumi, yang bergerak dari barat ke timur. Periode osilasi diperkirakan berlangsung kurang atau lebih dari 30-60 hari.

Fenomena itu berdampak terhadap kondisi curah hujan di wilayah yang dilaluinya. Saat ini, gelombang MJO dalam kondisi aktif dan berada pada fase empat, sehingga meningkatkan proses pertumbuhan awan hujan di wilayah Bali.

Sebelumnya Kepala BMKG Dwi Kornita, menyampakan bahwa puncak musim hujan tahun 2024 akan berlangung pada November-Desember dan akan berlangsung hingga Februari 2025.

Wilayah yang diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada November – Desember 2024 antara lain sebagian Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan, sedangkan wilayah yang diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada periode Bulan Januari – Februari 2025 yaitu wilayah Lampung, Jawa bagian utara, sebagian kecil dari Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua. (*)