NASIONAL, BALINEWS.ID – Dinilai selama ini subsidi BBM jenis pertalite tidak tepat sasaran, pemerintah canangkan perubahan skemanya. Tujuannya subsidi ini tidak lagi dinikmati kalangan masyarakat yang mampu. Bahkan ojek online (ojol) ditengarai tidak masuk kategori yang berhak mendapatkan subsidi.
Dilansir dari Tempo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan,”Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya, kurang lebih Rp100 triliun”. Pihaknya sudah melakukan pengkajian data, rapat koordinasi antar kementerian/lembaga, dan melaporkannya kepada Presiden Prabowo Subianto terkait skema distribusi BBM subsidi ini.
Sejauh ini, ada tiga skema redistribusi subsidi yang direncanakan pemerintah. Pertama, menggantikan subsidi BBM dengan bantuan langsung tunai. Kedua, subsidi dalam bentuk barang untuk seleuruh transportasi dan fasilitas umum. Ketiga, menaikan harga BBM subsidi.
Demi menggairahkan daya beli masyarakat, opsi blending juga menjadi bahasan dalam skema. Artinya, subsidi barang dicampur dengan subsidi BLT sebagian. Namun, untuk kepastiannya perlu menanti pengumuman dari Presiden Prabowo Subianto langsung.
Lebih lanjut, ojol tidak diperhitungkan untuk mendapatkan BBM bersubsidi lagi nantinya. Bahlil berdalih bahwa ojol merupakan badan usaha yang tidak berpelat kuning. “Ojek (online) kan dia pakai untuk usaha, lho iya dong, masa usaha disubsidi?” terang Bahlil. Sebagai informasi, pelat kuning merupakan identitas bagi transportasi publik.
Meskipun demikian, Bahlil menjelaskan masih mempertimbangkan secara matang soal penerima subsidi BBM. Barangkali ojol masih bisa masuk krieria penerima BBM bersubsidi. “Tetapi kita hitung baik-baik, yang jelas bijaksana, untuk bijaksana,” kata Bahlil. (*)