NASIONAL, Balinews.id – Anggota DPR RI dari Bali, I Nyoman Parta, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya perwakilan putra-putri daerah Bali yang menjabat sebagai direksi BUMN pariwisata di pulau tersebut. Hal itu disampaikannya dalam rapat bersama Holding BUMN Pariwisata, Injourney.
Parta secara tegas menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar seperti Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC, yang menjadi salah satu tonggak pengelolaan pariwisata di Bali, secara konsisten mencatat keuntungan yang signifikan apabila dibandingkan dengan Mandalika dan Labuan Bajo. Kendati demikian, perusahaan milik negara tersebut sangat minim melibatkan orang-orang lokal dalam struktur kepemimpinan mereka.
“Perusahaan ITDC ini selalu untung pak, bahkan perusahaan ini sekarang mendanai Mandalika dan Bajo. Tapi mohon maaf, Nyoman dan Ketut (orang Bali) mana pak Doni?,” terang Parta.
Lebih lanjut, Parta juga menyoroti kepemimpinan di Bandara Internasional Ngurah Rai, yang bahkan telah mengalami pergantian direksi sebanyak lima kali dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak ada yang berasal dari Pulau Bali.
“Sudah lima kali pergantian direksi di Bandara Ngurah Rai, namun kita belum satu pun yang berasal dari Bali. Masa tidak ada orang Bali yang bisa memimpin Airport Ngurah Rai?” tegas Pria kelahiran Desa Guwang, Sukawati itu.
Parta menekankan perlunya pemerintah dan para pemangku kepentingan terlibat aktif untuk memastikan bahwa direksi BUMN pariwisata di Bali mencerminkan keanekaragaman budaya dan kekayaan sumber daya manusia di daerah tersebut. Menurutnya, adanya putra-putri daerah Bali dalam struktur kepemimpinan BUMN Pariwisata di Bali bukan hanya soal representasi, tetapi juga menjadi suatu kebanggaan.
“Saya sangat menghormati kebangsaan dan kebinekaan, sekali waktu saja, biar ada kebanggaan bagi kami,” pungkasnya.
Untuk diketahui Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak di bidang pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata. ITDC didirikan pada tahun 1973 dengan nama Bali Tourism Development Corporation (BTDC). Saat ini, ITDC mengelola dua kawasan pariwisata, yaitu Nusa Dua di Bali dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB). (*)